Halo sobat literasi Jateng.
Kali ini kita kedatangan tamu spesial, beliau adalah S. Gegge Mappangewa ketua Umum Forum Lingkar Pena, Forum Lingkar Pena atau lebih dikenal dengan singkatan FLP, adalah organisasi pengaderan penulis yang bertujuan memberikan pencerahan melalui tulisan. FLP didirikan pada 22 Februari tahun 1997. Para pendirinya yaitu Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Maimon Herawati, dan belasan aktivis lainnya.
Pada kesempatan kali ini, beliau akan berbagi pengalaman dan tips menulis ala S. Gegge Mappangewa.
Assalamualaikum. Apa kabar Daeng? Sedang sibuk nulis apa nih?
Waalaikummussalam. Alhamdulillah kabar baik. Sibuk ngajar. Kalo kesibukan nulis, nulis iya, tapi sibuk nulis nggak. Lebih sibuk ngajar. Saya ada novel yang ter-block di halaman 50-an. Sementara cari ide sambil observasi untuk mengembangkannya sampai ending.
Nama Daeng identik dengan jawara lomba. Boleh tahu kapan cerpen Daeng dimuat? Di mana?
Cerpen pertama saya dimuat tahun 2000 di majalah Aneka Yess, majalah remaja paling laris di zamannya. Itu setelah kurang lebih Sembilan tahun nulis dan ngirim cerpen baru termuat satu.
Seneng banget pastinya. Apalagi, itu adalah hasil perjuangan selama bertahun-tahun. Seolah, cita-cita yang saya kejar-kejar selama ini, akhirnya tercapai. Padahal sebenarnya, itu awal dari sebuah cita-cita, masih harus terus diperjuangkan. Terbukti, setelah termuat di tahun 2000, saya butuh waktu satu tahun lagi, untuk melihat cerpen saya termuat lagi di salah satu tabloid remaja.
Honor pertama saya, 75.000. Waktu itu dipaake buat nambahin uang saku saja, hehehe.
Kapan Daeng pertama gabung FLP? Kenapa?
Pertama gabung FLP tahun 2004. Tertarik gabung FLP karena setiap ke toko buku, selalu melihat logo FLP di kover-kover buku yang terpajang di toko buku. Meskipun waktu itu cerpen-cerpen saya sudah banyak menghiasi majalah remaja, saya tetap aja tertarik untuk gabung FLP. Harapannya, bisa nambah ilmu lewat diskusi, sekaligu nambah teman di FLP.
Boleh tahu resep biar juara lomba?
Resep juara lomba itu, yang pertama harus ikut lomba (hahahah). Ini resep paling penting. Karena ada beberapa penulis yang selalu ingin menng lomba tapi tidak pernah meluangkan waktunya untuk menulis dan ikut lomba. Resep berikutnya, lebih ke teknis penulisan. Mencari ide yang unik, nggak terpikirkan penulis lain, mengembangkan ide dengan gaya penulisan yang juga menarik, hingga ke penggunaan EYD yang tertib dan benar. Untuk teknis penulisan ini, nggak bisa didapa hanya dengan menulis saat ada lomba, tapi perlu dilatih berkali-kali.
Daengkan sekarang ketua FLP, kepala sekolah, kepala keluarga, penulis produktif, gimana sih bagi waktunya.?
Menulis sebenarnya nggak banyak mengambil waktu, hanya butuh kedisiplinan waktu. Nulis satu halaman per hari, itu bisa dapat novel 365 halaman dalam setahun. Menulis bukan membangun candi yang harus selesai sebelum ayam jantan berkokok (hahaha). Saya nggak pernah begadang apalagi nulis sampai pagi. Nulis abis isya sampai jam 10 atau 11 malam, itu sudah cukup. Asal konsisten.
Terakhir, apa pesan Daeng buat FLPers, kususnya anggota flp jateng?
Menulis itu jalan dakwah, menulis itu profesi, menulis itu hobi. Menulis untuk apapun itu, butuh kedisiplinan, butuh keistikamahan. Banyak penulis yang ‘mandul’ setelah sibuk bekerja, padahal sangat bisa produktif asalkan meluangkan waktu untuk menulis, bukan mencari waktu luang.